Headlines
Published On:Monday, June 11, 2012
Posted by PD

Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah Citangkil Cilegon

Serang - Nama besar Al-Khairiyah sebagai sebuah organisasi keagamaan yang berasal dari Banten kian hari sepertinya kian redup. Hal itu nampaknya juga disadari oleh para pengurusnya saat ini. Untuk membangkitkan nama besarnya, Al-Khairiyah harus melakukan transformasi dan adaptasi dengan manajemen mutahir. “Mengandalkan nama besar organisasi, pendiri, dan menyerahkan begitu saja roda organisasi kepada pengurus, hanya akan menjadikan Al-Khairiyah semakin surut eksistensi dan popularitasnya di tengah-tengah masyarakat,” kataketua PB Al-Khairiyah KH Hikmatullah Syam’un dalam sambutannya saat menutup kegiatan Rapat Kerja I PB Al-Khairiyah 2011-2016 di Kampus Pesantren Al-Khairiyah Citangkil, Cilegon, Minggu (25/9/2011). Menurutnya, Al-Khairiyah harus melakukan transformasi atas nilai-nilai dakwah yang diemban, maupun melakukan transformasi secara organisasi.

“Maka dalam kesempatan ini saya menyerukan kepada semua warga Al-Khairiyah untuk mari kita sama-sama bekerja dan berkarya untuk Al-Khairiyah,” katanya.Rapat kerja dihadiri oleh ratusan perwakilan pengurus dari berbagai daerah dan madrasah Al-Khairiyah di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Bagian Selatan sejak Sabtu (24/9). Selain diisi oleh sidang-sidang dari sejumlah komisi yang dibentuk untuk merumuskan program kerja, rapat juga menghadirkan sejumlah pembicara dari Kementerian Agama, Pemprov Banten dan Polda Banten.Secara umum hasil rapat kerja menekankan perlunya refungsionalisasi dan transformasi nilai-nilai dasar organisasi di lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan di Banten yang sekaligus Bupati Serang pertama, KH Brigjen Syamun, pada tahun 1916, itu. “Lembaga mana, baik pemerintah, maupun swasta, dan yang bergerak di sektor apapun di Banten ini utamanya, yang tidak ada orang Al-Khairiyah didalamnya? Saya rasa hampir tidak ada. Orang Al-Khairiyah ada dimana-mana, dari yang cuma pegawai sampai pejabat bahkan ilmuan. Tapi Al-Khairiyah cenderung surut sekarang. Kuncinya ya itu refungsionalisasi organisais dan memanggil warga Alkhairiyah untuk peduli,” kata Hikmatullah usai acara.Rapat kerja juga menekankan perlunya rekonstruksi nilai-nilai dakwah dan pendidikan di Al-Khairiyah. Disebutkan, metodelogi dakwah Al-Khairiyah saat ini masih sangat konvensional sehingga terkesan selalu ketinggalan, utamanya dalam merespon persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat. Al-Khairiyah dituntut untuk bisa menempatkan diri sebagai organisasi keagamaan yang paling depan dalam mewacanakan isu-isu yang berkaitan dengan persoalan umat secara umum, seperti isu kemiskinan, terorisme, penyelewengan agama, hingga isu kekerasan dalam rumah tangga misalnya.”Dalam periode kepengurusan saat ini, kita juga diamanatkan untuk meletakkan dasar-dasar dari cita-cita berupa terwujudnya Universitas Al-Khairiyah, mengingat sebetulnya sudah sangat layak. Saat ini saja kita punya ratusan lembaga pendidikan mulai usia dini sama perguruan tinggi di berbagai daerah. Pada tahap awal, kami akan mempatenkan dulu brand Al-Khairiyah, agar tidak sembarangan nama Al-Khairiyah dipakai oleh pihak-pihak atau lembaga yang tidak ada hubungannya dengan Al-Khairiyah,” tambahnya.(*)

About the Author

Posted by PD on 3:11 AM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

By PD on 3:11 AM. Filed under , . Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response

0 comments for "Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah Citangkil Cilegon"

Leave a reply

    Blog Archive