Published On:Wednesday, June 13, 2012
Posted by PD
NTT berbangga Nafsiah jadi MENKES
Lebu Raya mengaku sudah mengirimkan pesan pendek dan menelepon langsung dr Nafsiah, untuk menyampaikan ucapan selamat dari pemerintah dan masyarakat NTT,Ia yakin, dengan kapasitas atau kemampuan yang dimiliki dr Nafsiah Mboi, dapat melaksanakan tugas dan kepercayaan yang diberikan, karena dr Nafsiah sangat profesional di bidangnya,terutama selama mendampingi suaminya dr Aloysius Benediktus Mboi MPH, ketika menjadi Gubernur NTT masa jabatan 1978-1988.Istri mantan Gubernur NTT itu, adalah dokter spesialis anak yang mendapat gelar MPH dari Universitas Antwerpen, Belgia, tahun 1990 dan sempat menjadi “research fellow” untuk Takemi Program dalam kesehatan internasional di Universitas Harvard, Cambridge, AS tahun 1990-1991.
Sepak terjang Nafsiah di bidang kesehatan dimulai sejak 1978, ketika bahu-membahu dengan sang suami, dr Aloysius Benediktus Mboi MPH yang bertugas sebagai Gubernur NTT, untuk mengangkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat NTT yang saat itu merupakan provinsi tertinggal. Karyanya di bidang pelayanan kepemerintahan pernah menghantar pasangan itu menerima Magsaysay Award tahun 1986, di samping penghargaan nasional lainnya, termasuk Satya Lencana Bhakti Sosial tahun 1989.Ibu tiga anak, masing-masing bernama Maria Yosefina Tridia Mboi, Gerardus Majela Mboi dan Henri Dunant Mboi, ini juga dikenal aktif di bidang HAM dan pernah menjadi ketua komite hak-hak anak untuk PBB. Di bidang pemerintahan, ia pernah menjadi anggota MPR RI (1982-1987).Ia pernah pernah menjadi Direktur Departemen Kesehatan Perempuan dan Gender di Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan Wakil Ketua Komisi Nasional Perempuan.Nafsiah sempat berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Kesehatan selama 35 tahun. Namun, ia berhenti dari Kemenkes karena kemudian berkiprah di parlemen.Pada Tahun 2006 Nafsiah ditunjuk menjadi Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Nasional KPA, Nafsiah memang aktif mendalami penanggulangan HIV/AIDS. Di KPA, Nafsiah pun bekerja sama dengan pemerintah untuk menggagas Komite Sentani untuk mengobati sedikitnya 5.000 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di enam provinsi di Indonesia yang rentan terkena HIV/AIDS.Alumni jurusan spesialisasi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dikenal memiliki kepedulian yang tinggi di bidang advokasi HIV/AIDS. Nafsiah turut mempelopori lahirnya Komitmen Sentani pada 2004 yang menjadi tonggak komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk penanggulangan AIDS.(ant-tim-one)
Sepak terjang Nafsiah di bidang kesehatan dimulai sejak 1978, ketika bahu-membahu dengan sang suami, dr Aloysius Benediktus Mboi MPH yang bertugas sebagai Gubernur NTT, untuk mengangkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat NTT yang saat itu merupakan provinsi tertinggal. Karyanya di bidang pelayanan kepemerintahan pernah menghantar pasangan itu menerima Magsaysay Award tahun 1986, di samping penghargaan nasional lainnya, termasuk Satya Lencana Bhakti Sosial tahun 1989.Ibu tiga anak, masing-masing bernama Maria Yosefina Tridia Mboi, Gerardus Majela Mboi dan Henri Dunant Mboi, ini juga dikenal aktif di bidang HAM dan pernah menjadi ketua komite hak-hak anak untuk PBB. Di bidang pemerintahan, ia pernah menjadi anggota MPR RI (1982-1987).Ia pernah pernah menjadi Direktur Departemen Kesehatan Perempuan dan Gender di Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan Wakil Ketua Komisi Nasional Perempuan.Nafsiah sempat berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Kesehatan selama 35 tahun. Namun, ia berhenti dari Kemenkes karena kemudian berkiprah di parlemen.Pada Tahun 2006 Nafsiah ditunjuk menjadi Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Nasional KPA, Nafsiah memang aktif mendalami penanggulangan HIV/AIDS. Di KPA, Nafsiah pun bekerja sama dengan pemerintah untuk menggagas Komite Sentani untuk mengobati sedikitnya 5.000 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di enam provinsi di Indonesia yang rentan terkena HIV/AIDS.Alumni jurusan spesialisasi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dikenal memiliki kepedulian yang tinggi di bidang advokasi HIV/AIDS. Nafsiah turut mempelopori lahirnya Komitmen Sentani pada 2004 yang menjadi tonggak komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk penanggulangan AIDS.(ant-tim-one)