Jakarta- Bank Indonesia menyebutkan industri perbankan menunjukkan kinerja yang baik sebagaimana tercermin pada meningkatnya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen serta rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross yang terjaga di bawah 5 persen.Direktur Grup Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Selasa menjelaskan intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir April 2012 mencapai 25,7 persen year on year (yoy).Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 28,8 persen (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 27,7 persen (yoy) dan 20,5 persen (yoy).Ke depan, Dewan Gubernur BI tetap fokus pada langkah-langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pengendalian ekspektasi inflasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.Respon kebijakan suku bunga BI Rate tetap diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi dari sisi fundamental sesuai prakiraan makroekonomi ke depan. Sementara itu penguatan operasi moneter dan kebijakan makroprudensial, termasuk dengan menjaga kecukupan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan, ditujukan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga ekspektasi inflasi. Koordinasi dengan Pemerintah terus diperkuat baik dalam menjaga stabilitas sistem keuangan melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) maupun dalam pengendalian inflasi melalui forum TPI maupun TPID.Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI Kamis ini memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75 persen yang dinilai masih konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan yang tetap rendah dan terkendali di dalam kisaran sasaran yang ditetapkan sebesar 3,5 - 5,5 persen di 2012 - 2013.Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan perekonomian nasional triwulan II 2012 dan selama 2012 masih dapat mencapai kisaran 6,3-6,7 persen, meskipun dengan risiko bias ke batas bawah kisaran. (ANT)